Latest Post

Besok, Bupati Bone Tampil di TV One

Written By Unknown on Jumat, 20 September 2013 | 01.15

Bupati Bone, H Andi Baso Fahsar M Padjalangi diundang stasiun televisi nasional, TV One Jakarta untuk membahas potensi daerah Kabupaten Bone, Jumat (5/7/2013) besok pada pukul 10.30 WIB. Fahsar akan dipanel bersama Direktur SDM Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Demikian disampaikan Kemal, Kasubag Humas Pemkab Bone, Kamis (4/7/2013). Kemal menjelaskan, Bupati Bone diundang karena kota berjuluk Arung Palakka itu memiliki potensi daerah khususnya potensi bahari. Salah satu potensi bahari tersebut yakni garis pantai terpanjang di Sulsel.

Kabupaten Bone yang dikenal dengan teluknya memiliki kekayaan alam dengan hasil laut yang melimpah. Bahkan Bone memiliki suku nelayan yang dikenal dengan Suku Bajoe. Selain itu, hasil laut atau budi daya tambak Bone yang dikenal sampai ke mancanegara adalah kepiting.

Songkok To Bone Produksi Khas Bone

Written By Unknown on Kamis, 19 September 2013 | 02.27

Songkok Recca atau Songkok To Bone merupakan produk kopiah tradisional yang memiliki ciri khas yang berasal dari Kabupaten Bone. Keberadaan Songkok To Bone tak bisa dipisahkan dengan salah satu desa di Kecamatan Awangpone, yakni Desa Paccing. Desa Paccing adalah pusat pengrajin songkok To Bone. Sebagian besar warganya merupakan pengrajin songkok To Bone. Para pengrajin itu didominasi oleh kalangan ibu rumah tangga (IRT). Songkok yang dibuat di desa ini memiliki ciri khas karena terbuat dari serat pelepah pohon lontar, yang memang banyak tumbuh di desa ini. Pembuatan songkok masih bersifat tradisional. Para IRT menganyam songkok dengan dudukan kayu yang disebut oleh warga sekitar dengan Assareng. Assareng dibuat dari kayu pohon, yang sudah didesain khusus berbentuk kepala manusia, untuk merangkai serat pelepah lontar menjadi songkok. Ihwal namanya (recca, red) diperkirakan berasal dari cara pembuatannya yang menggunakan bahan baku dari serat pelepah daun lontar yang dipukul-pukul (dalam bahasa Bugis: direcca-recca). Salah seorang pedagang songkok To Bone di Desa Paccing, H Rahman mengatakan, harga sebuah songkok tergantung dari kualitas pinggiran songkok. Dari mulai puluhan ribu hingga puluhan juta rupiah. Menurut dia, jika songkok tradisional ini pinggirannya dilapisi emas dengan kadar 80 persen dengan lebar lapisan emasnya 2 centimeter, maka harganya berkisar Rp16 juta. Bahkan, bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung berapa banyak area pada songkok yang akan dilapisi emas. Songkok To Bone dengan pinggiran emas itu, merupakan produk songkok yang diakuinya paling banyak dicari. Pasalnya, kata dia, pinggiran songkok itu memang dilapisi emas. Emasnya sendiri, kata dia, dijadikan benang menggunakan alat khusus. Emas yang sudah menjadi benang itu, kemudian dianyam pada dudukan Assareng atau pembuat pola bentuk songkok. Songkok To Bone tak hanya diminati oleh warga Kabupaten Bone saja, tetapi warga dari daerah lain banyak datang ke Desa Paccing untuk membeli Songkok ini. Bahkan, Songkok To Bone sudah memiliki peminat hingga ke luar negeri. Di antaranya, Malaysia, Brunai Darusslaman, Singapura, dan India. Salah seorang pengrajin Songkok To Bone, Eva Susanti, mengatakan, untuk pembuatan songkok masih menggunakan alat tradisional, dan keahlian masyarakat di Desa Paccing sebagai pengrajin Songkok To Bone, itu merupakan keahlian turun temurun. Eva mengatakan, dalam seminggu dia bisa menghasilkan 1 hingga 2 buah Songkok To Bone, yang kemudian dijualnya ke sejumlah pedagang di desa ini. Permintaan songkok itu sendiri, semakin meningkat pada bulan Agustus jelang peringatan HUT Proklamasi RI. Cara pembuatan songkok ini, kata dia, proses awalnya harus memisahkan terlebih dahulu serat dari pelepah pohon lontar, yang kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Setelah kering, serat itu kemudian mulai dianyam dengan menggunakan Assareng atau pembuat pola bentuk songkok. Eva menambahkan, setelah songkok itu sudah terbentuk, langkah selanjutnya dilakukan pewarnaan pada songkok dengan pewarna alamiah. "Pembuatannya untuk satu buah songkok membutuhkan waktu satu minggu," jelasnya, Selasa, 9 Oktober. Terpisah, Kepala Desa Paccing, Sainuddin mengatakan, masyarakat di desanya sebagian besar sebagai pengrajin Songkok To Bone, yang didominasi oleh perempuan. Keahlian warganya itu, jelasnya, diwariskan secara turun temurun. Menurutnya, pengrajin Songkok To Bone menjadi salah satu penghasilan warga di desanya. Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bone, M Asa'ad, mengatakan, sejak dulu sampai sekarang, Desa Paccing menjadi pusat pengrajin Songkok To Bone. Keberadaan songkok itu, kata dia, diyakini sejak zaman pemerintahan Andi Mappanyukki sebagai raja Bone ke 31. “Dahulu, songkok ini menunjukkan strata sosial dari yang menggunakannya,” ujarnya. M Asa’ad menambahkan, pihaknya giat melakukan pembinaan kepada para pengrajin yang berada di Desa Paccing. Apalagi masyarakat setempat sudah membentuk kelompok untuk memproduksi songkok ini. Dia merinci dalam melakukan pembinaan kepada para pengrajin di Desa Paccing, ada 4 orang Tenaga Penyuluh Lapangan-Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM) yang memberikan penyuluhan terkait manajemen pengelolaan produk dan pemasaran kepada para pengrajin di Desa Paccing. "Bahkan jika ada pameran terkait industri kecil dan menengah, beberapa pengrajin diikutsertakan," jelasnya. Selain itu, tambah dia, pihaknya juga memberikan penyuluhan kepada para pengrajin terkait pengelolaan dan pemasaran produk unggulan Kabupaten Bone ini. Serta memberikan pemahaman kepada pengrajin terkait mutu produksi. Apalagi, kata dia, pemasaran Songkok To Bone tidak dalam skala lokal saja, tetapi nasional, bahkan internasional.

Kajian Pengembangan Industri Kecil dan Rumah Tangga Berbasis Komoditas Unggulan

Produk-produk hasil pertanian, bagi banyak daerah di Indonesia masih dipandang sebagai faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, karena perekonomian sebagian daerah di Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian. Banyak produk-produk pertanian, sebagai bagian dari basis perekonomian daerah, menjadi produk unggulan daerah atau komoditas unggulan. Produk atau komoditas agro unggulan tersebut umumnya masih dijual dalam bentuk bahan mentah (crude/raw material), yang berakibat rendahnya posisi tawar petani atas produk pertanian yang mereka hasilkan. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan industri yang mengolah komoditas pertanian, yaitu industri agro yang umumnya berkembang dalam skala kecil dan kerajinan rumah tangga di pedesaan (Christian Lempelius, Gert Thoma, 1979). Industri agro skala kecil diharapkan menjadi salah satu pendorong perkembangan ekonomi dipedesaan.
Sejauh ini diduga produk unggulan yang ada belum ditempatkan secara khusus dalam pengembangan industri kecil dan rumahtangga di Kabupaten Bone. Padahal komoditas unggulan hasil pertanian Kabupaten Bone merupakan potensi bahan baku yang tidak kecil pada pengembangan industri skala kecil di Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan komoditas unggulan belum ditempatkan secara khusus dalam pengembangan industri kecil dan rumahtangga, serta menemukenali hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan Industri Kecil dan Rumah Tangga dengan basis komoditas unggulan di Kabupaten Bone. Metoda yang dilakukan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan studi kasus, untuk memberikan gambaran mengenai pengembangan industri kecil dan rumahtangga dengan komoditas unggulan yang ada. Langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan kajian adalah (i) mengetahui konsentrasi, sebaran serta pertumbuhan produksi komoditas yang dinyatakan sebagai unggulan melalui analisis koefisien lokalisasi, koefisien spesialisasi dan trend pertumbuhan (ii) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan industri kecil dan rumahtangga berbahan baku komoditas unggulan yang ada di  Kabupaten Bone dengan menganalisis kondisi internal dan eksternal serta menghubungkan kondisi komoditas unggulan dengan kebutuhan industri (iii) pemilihan industri yang menggunakan bahan baku komoditas unggulan, serta (iv) mengetahui jenis industri yang tepat, lokasi yang sesuai, faktor-faktor terkait dan kondisi aktual faktor-faktor tersebut. Dari kajian yang dilakukan diketahui ada 6 komoditas yang layak menjadi unggulan untuk Kabupaten Bone yaitu padi, nenas, kelapa, jahe, cengkeh dan kacang tanah. Komoditas unggulan tersebut berpotensi menjadi bahan baku industri untuk skala kecil dan rumah tangga. Dengan menggunakan analisis terhadap koefisien  lokalisasi diketahui bahwa terdapat pemusatan pengusahaan pada komoditi nenas, kacang tanah, cengkeh dan jahe. Sementara tingkat spesialisasi yang tinggi pada  pengusahaan produk nenas ditemukan di Kecamatan Dua Boccoe. Industri dengan bahan baku enam komoditas tersebut yang layak dikembangkan adalah industri-industri pembuatan keripik/kerupuk, pembuatam mie dan bihun, pembuatan oncom, pembuatan kacang garing, minyak kacang, pembuatan nata de coco, pembuatan minyak makan, gula merah dan Virgin Coconut oil, pembuatan dodol nenas, pembuatan selai, minuman instan dari bahan jahe, permen

Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Mamfaat Perdagangan Internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
  • Menjalin Persahabatan Antar Negara
  • Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
    Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
  • Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
    Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
  • Memperluas pasar dan menambah keuntungan
    Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
  • Transfer teknologi modern
    Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Pengertian Perdagangan

A.          Pengertian Perdangan

Pengertian Perdagangan atau perniagaan adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu lainnnya untuk memperoleh keuntungan. Pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen itu meliputi aneka macam pekerjaan, misalnya :
a. Pekerjaan orang-perantara sebagai makelar, komisioner, pedagang keliling dan sebagainya.
b. Pembentukan badan-badan usaha (asosiasi), misalnya Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Firma (Fa, Perseroan Komanditer dan sebagainya guna memajukan perdagangan.
c. Pengangkutan untuk kepentingan lalu-lintas niaga baik di darat, di laut maupun di udara.
d. Pertanggungan (asuransi) yang berhubungan dengan pengangkutan, supaya si pedagang dapat menutup resiko pengangkutan dengan asuransi.
e. Perantaraan bankir untuk membelanjai perdagangan.
f. Mempergunakan surat perniagaan (wesel, cek, aksep) untuk melakukan pembayaran dengan cara yang mudah dan untuk memperoleh kredit.

Orang membagi jenis perdagangan itu :

1) Menurut pekerjaan yang dilakukan pedagang :
a. Perdagangan mengumpulkan (produsen-tengkulak-pedagang besar-eksportir).
b. Perdagangan menyebarkan (importir-pedagang besar-pedagang menengah-konsumen).

2) Menurut jenis barang yang diperdagangkan :
Perdagangan barang (yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia, misal hasil pertanian, pertambangan, pabrik).
Perdagangan buku, musik, kesenian.
Perdagangan uang dan kertas-kertas berharga (bursa efek).

3) Menurut daerah, tempat perdagangan dijalankan :
a. Perdagangan dalam negeri.
b. Perdagangan luar negeri (perdagangan internasional), yang meliputi perdagangan ekspor dan perdagangan impor.
c. Perdagangan meneruskan (perdagangan transito).

Selain perdagangan, terdapat pula perniagaan (handelszaak). Usaha perniagaan adalah segala usaha kegiatan baik aktif maupun pasif, termasuk juga segala sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu, yang kesemuanya itu dimaksud untuk memperoleh keuntungan.

Adapun usaha-usaha perniagaan itu meliputi :
1) Benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak seperti :
a. Gedung / kantor perusahaan.
b. Perlengkapan kantor, misal mesin hitung / tulis dan alat-alat lainnya.
c. Gudang beserta barang-barang yang disimpan di dalamnya.
d. Penagihan-penagihan.
e. Utang-utang.
2) Para langganan.
3) Rahasia-rahasia perusahaan.

Perdagangan mempunyai tugas untuk :
a. Membawa / memindahkan barang-barang dari tempat-tempat yang berkelebihan (surplus) ke tempat-tempat yang kekurangan (minus).
b. Memindahkan barang-barang dari produsen ke konsumen.
c. Menimbun dan menyimpan barang-barang itu dalam masa yang berkelebihan sampai mengancam bahaya kekurangan.

Pengertian Industri

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.
Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri margarine.
Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan.
Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.
Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.

Pembangunan industri bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya;
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional;
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri;
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri;
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada luar negeri;
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional.

FAKTOR PENDUKUNG PEMBANGUNAN INDUSTRI
1. Indonesia kaya bahan mentah
2. Jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak
3. Tersedia pasar dalam negeri yang banyak
4. Iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industri
5. Tersedia berbagai sarana maupun prasarana untuk industri
6. Stabilitas politik yang semakin mantap
7. Banyak melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal permodalan, alih teknologi, dll.
8. Letak geografis Indonesia yang menguntungkan
9. Kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan
10. Tersedia sumber tenagalistrik yang cukup


FAKTOR PENGHAMBAT PEMBANGUNAN INDUSTRI
1. Penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan
2. Mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara lain
3. Promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan
4. Jenis-jenis barang tertentu bahan bakunya masih sangat tergantung dengan negara lain
5. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum merata di seluruh Indonesia
6. Modal yang dimiliki masih relatif kecil

DAMPAK POSITIF PEMBANGUNAN INDDUSTRI
1. Terbukanya lapangan kerja
2. Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat
3. Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat
4. Menghemat devisa negara
5. Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat
6. Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri
7. Penundaan usia nikah

DAMPAK NEGATIF PEMBANGUNAN INDUSTRI
1. Terjadi pencemaran lingkungan
2. Konsumerisme
3. Hilangnya kepribadian masyarakat
4. Terjadinya peralihan mata pencaharian
5. Terjadinya urbanisasi di kota-kota
6. Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota
 
Copyright © 2011. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bone - All Rights Reserved

Proudly powered by Login